...
5-min read

Bentuk-bentuk Kekerasan, Contoh, dan Solusinya

Kenali bentuk-bentuk kekerasan agar kamu tak menjadi korbannya.

Apakah kamu pernah merasa kehilangan kendali di tengah situasi yang tidak nyaman? Atau mungkin kamu mengalami perlakuan yang tidak adil dan melampaui batas? Hal itu dapat disebut dengan tindakan kekerasan.

Kali ini Kostmin akan membahas bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi di sekitar kita, baik fisik, psikis, seksual, dan masih banyak lagi. Untuk itu, kamu perlu menyimak artikel ini secara menyeluruh agar dapat lebih memahami tanda-tanda dan langkah-langkah yang bisa dilakukan saat menghadapi kekerasan. Mari kita mulai!

Pengertian Kekerasan

Kekerasan adalah tindakan atau perlakuan yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk menyakiti, merugikan, atau mengendalikan orang lain secara fisik, emosional, atau seksual. Ini adalah bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang tidak dapat diterima dalam masyarakat mana pun.

Info wajib baca: Macam-macam Syirik: Pengertian, Contoh, dan Bahayanya

Bentuk-bentuk Kekerasan

Setelah memahami pengertiannya, yuk, cari tahu bentuk-bentuk kekerasan yang bisa muncul di keseharianmu.

1. Kekerasan fisik

Kekerasan fisik adalah tindakan atau perilaku yang melibatkan penggunaan kekuatan fisik atau kekerasan tubuh untuk melukai atau merusak seseorang atau sesuatu. Ini dapat mencakup tindakan seperti pukulan, tendangan, pemukulan, gigitan, cedera fisik lainnya, atau penggunaan senjata untuk melukai atau membahayakan orang atau objek. Kekerasan fisik sering kali mengakibatkan cedera fisik atau rasa sakit pada korban, dan itu merupakan bentuk perilaku yang ilegal dan tidak diterima dalam hukum serta norma sosial yang berlaku.

2. Kekerasan psikis

Jenis kekerasan ini terjadi saat seseorang merasa memiliki kontrol dan dominasi atas orang lain melalui ancaman verbal, intimidasi psikologis, pelecehan verbal dan manipulasi emosional. Misalnya ketika seseorang terus-menerus dikritik dengan kata-kata kasar dan membuat mereka merasa rendah diri.

Kekerasan psikologis bisa terjadi di berbagai konteks, termasuk dalam hubungan pasangan, keluarga, di tempat kerja, atau bahkan di lingkungan sekolah. Korban kekerasan psikis bisa memiliki luka serius pada kesehatan mental dan emosional korban dan sering kali memerlukan dukungan dan intervensi profesional untuk mengatasinya.

Kekerasan psikologis juga dianggap sebagai bentuk kekerasan yang tidak dapat diterima dalam masyarakat. Korban dapat memproses kekerasan psikis yang mereka terima melalui tindakan hukum, terutama jika terkait dengan pelecehan atau ancaman yang serius. Adapun contoh dari kekerasan psikis yakni seperti pengucilan sosial, ancaman, manipulasi, intimidasi, kontrol berlebihan, dan pelecehan psikis.

3. Kekerasan seksual

Tindakan ini melibatkan eksploitasi atau pelecehan seksual terhadap seseorang tanpa persetujuan mereka atau dengan paksaan. Kekerasan seksual melibatkan tindakan yang bersifat seksual yang dilakukan terhadap korban tanpa persetujuan atau ketika korban tidak mampu memberikan persetujuan yang bebas dan sadar.

Jenis kekerasan yang satu ini adalah tindakan serius yang melanggar hak asasi manusia dan sering kali mengakibatkan dampak fisik, emosional, dan psikologis yang signifikan pada korban. Undang-undang di banyak yurisdiksi menganggap kekerasan seksual sebagai tindakan kriminal dan mengenakan hukuman kepada pelaku kekerasan seksual.

Adapun bentuk dari kekerasan seksual yakni pemerkosaan, pelecehan seksual, eksploitasi seksual, dan kekerasan seksual terhadap anak. Upaya perlindungan, dukungan, dan rehabilitasi sering diperlukan untuk membantu korban kekerasan seksual dan mencegah tindakan ini. Pendidikan dan kesadaran masyarakat juga penting untuk mengurangi kejadian kekerasan seksual.

4. Kekerasan dalam rumah tangga

Kekerasan dalam rumah tangga atau yang biasa disingkat menjadi KDRT merujuk kepada bentuk kekerasan yang terjadi dalam lingkungan rumah tangga atau hubungan intim antara pasangan atau anggota keluarga.

KDRT mencakup berbagai tindakan kekerasan, seperti kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual, atau kekerasan ekonomi, yang ditujukan kepada pasangan atau anggota keluarga. Kekerasan dalam rumah tangga sering kali merugikan dan ilegal, dan banyak negara memiliki undang-undang yang menjatuhkan sanksi hukum terhadap pelaku KDRT.

Tujuan utama dari upaya dalam mengatasi KDRT adalah melindungi korban, memberikan dukungan kepada mereka, dan mencegah terjadinya kekerasan lanjutan. Program-program konseling, perlindungan, dan hukum biasanya diterapkan untuk membantu korban KDRT. Kesadaran masyarakat dan pendidikan tentang KDRT juga sangat penting untuk mengubah norma sosial dan mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.

5. Kekerasan seksual terhadap anak

Kekerasan seksual terhadap anak adalah tindakan kekerasan seksual yang dilakukan terhadap anak-anak. Tindakan ini melibatkan eksploitasi atau pelecehan seksual yang ditujukan kepada individu di bawah usia dewasa tanpa persetujuan mereka atau dengan paksaan.

Contoh dari kekerasan seksual terhadap anak adalah pemerkosaan anak, pelecehan seksual terhadap anak, perdagangan anak untuk seks, dan pornografi anak. Kekerasan seksual terhadap anak merupakan tindakan kriminal yang tergolong serius dan sangat merugikan bagi korban. Undang-undang di berbagai yurisdiksi memberikan hukuman berat pada pelaku tindakan kekerasan seksual terhadap anak.

Perlindungan anak dan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak menjadi prioritas utama dalam banyak negara, dan program-program konseling, dukungan, dan pendidikan juga diterapkan untuk membantu korban dan mencegah tindakan kekerasan ini.

6. Kekerasan rasial dan diskriminatif

Bentuk kekerasan rasial dan diskriminatif merupakan kekerasan atau perlakuan merugikan yang dilakukan terhadap seseorang atau kelompok berdasarkan ras, etnisitas, agama, atau orientasi seksual mereka.

Kekerasan bentuk ini dilakukan oleh pelaku terhadap korban dengan latar belakang diskriminatif yang bertujuan untuk merugikan atau mendiskriminasi seseorang atau kelompok karena karakteristik atau identitas tertentu.

Kekerasan rasial dan diskriminatif bukan hanya merugikan individu atau kelompok tertentu secara pribadi, namun juga merusak masyarakat secara lebih luas. Upaya pencegahan dan penegakan hukum seringkali dilakukan untuk melawan tindakan kekerasan dan diskriminatif ini, serta untuk mempromosikan kesetaraan, keadilan, dan hak asasi manusia bagi semua individu tanpa memandang karakteristik atau identitas mereka.

7. Kekerasan finansial atau ekonomi

Kekerasan finansial dan ekonomi adalah bentuk kekerasan yang melibatkan pengendalian atau penyalahgunaan aspek keuangan atau ekonomi dalam suatu hubungan atau situasi, sering kali dengan tujuan untuk mendominasi, mengontrol, atau merugikan korban. Bentuk kekerasan ini dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk dalam hubungan pasangan, keluarga, atau situasi lainnya.

Kekerasan finansial dan ekonomi meliputi berbagai perilaku, seperti pengendalian keuangan, penarikan dukungan keuangan, penghancuran harta benda, kredit palsu atau utang palsu, dan pemaksaan untuk melakukan pekerjaan yang tidak dibayar.

Kekerasan finansial dan ekonomi sering kali sulit dikenali dan dilaporkan, karena tindakan ini mungkin tidak selalu melibatkan tindakan fisik yang kasat mata. Namun, tindakan ini dapat memiliki dampak serius pada kemandirian dan kesejahteraan korban.

8. Kekerasan di sekolah

Kekerasan di sekolah adalah tindakan atau perilaku kekerasan yang terjadi dalam lingkungan sekolah atau di antara siswa. Ini mencakup berbagai bentuk tindakan yang bersifat merugikan, meresahkan, atau berpotensi membahayakan siswa, staf sekolah, atau anggota masyarakat yang terlibat dalam aktivitas sekolah

Kekerasan di sekolah dapat menimbulkan dampak serius pada kesejahteraan fisik dan mental siswa dan memengaruhi iklim belajar di sekolah. Bentuk-bentuk kekerasan di sekolah termasuk perundungan, kekerasan fisik maupun psikis, ancaman dan intimidasi, kekerasan siber, dan kekerasan dengan penggunaan senjata.

9. Kekerasan siber

Kekerasan siber, juga dikenal sebagai cyberbullying, adalah bentuk kekerasan yang terjadi dalam lingkungan digital, khususnya melalui internet dan media sosial. Ini mencakup perilaku agresif atau merugikan yang menggunakan teknologi komunikasi elektronik untuk merendahkan, mengintimidasi, atau mengancam orang lain.

Kekerasan digital atau kekerasan siber bisa mencakup pelecehan online, penyebaran informasi palsu, atau ancaman melalui pesan teks atau e-mail.

Kekerasan siber sering kali memengaruhi kesehatan mental dan emosional korban, serta dapat menimbulkan dampak yang serius pada kehidupan korban. Hal ini juga dapat terjadi di berbagai konteks, termasuk di antara anak-anak dan remaja di lingkungan sekolah, di tempat kerja, atau di dunia maya secara umum.

10. Kekerasan politik

Kekerasan politik terjadi dalam konteks perbedaan politik dan bisa mencakup tindakan kekerasan fisik atau ancaman terhadap lawan politik.

Apa yang harus dilakukan saat menerima kekerasan?

Dalam menghadapi kekerasan, penting untuk mengetahui bahwa tidak ada alasan atau pembenaran yang dapat melegitimasi tindakan tersebut. Setiap bentuk kekerasan harus ditangani dengan serius dan segera dihentikan.

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal menjadi korban kekerasan, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:


1. Cari bantuan

Jangan takut mencari pertolongan dari orang terdekat seperti keluarga, teman dekat, atau profesional kesehatan. Berbagi pengalamanmu akan memberikan dukungan emosional dan membantu dalam proses pemulihan.


2. Laporkan kepada otoritas

Sampaikan insiden kekerasan kepada pihak berwenang seperti polisi atau lembaga penegak hukum setempat. Mereka memiliki peran penting dalam menyelidiki kasus tersebut dan menjadikannya sebagai bukti legal.

3. Dapatkan perawatan medis

Pastikan untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami luka fisik akibat tindakan kekerasan. Dokter akan memberikan perawatan medis yang diperlukan dan juga mendokumentasikan cedera tersebut.

4. Strategi untuk melindungi diri

Buatlah rencana perlindungan diri dengan cara meninggalkan tempat terjadinya kekerasan atau mencari tempat aman bagi diri sendiri jika diperlukan.

5. Hubungi organisasi non-pemerintah (NGO)

Ada banyak organisasi non-pemerintah yang siap membantu para korban kekerasan. Mereka dapat memberikan dukungan, konseling, dan bantuan yang kamu butuhkan setelah mendapatkan tindakan kekerasan.


Apabila menerima perlakuan di atas, segera laporkan kepada pihak berwajib dan mencari perlindungan untuk menghindari adanya tindakan kekerasan lebih lanjut.

Mau menambah pengetahuan lainnya? Cari resep masakan untuk menu di rumah? Atau mau tahu kabar zodiak terkini sebagai referensi kamu dalam menjalani hari? Langsung aja cek media sosial Infokost di Twitter @infokostInstagram @infokost, dan TikTok @infokostid.

Cek Info Kost di Kotamu:

Info Kost Jakarta Barat Murah

Info Kost Jakarta Selatan Murah

Kost Yogyakarta Murah

Info Kost Depok Murah

Join The Discussion

Cari

Compare listings

Compare