...
resensi novel hujan tere liye
5-min read

Resensi Novel Hujan Karya Tere Liye, Sinopsis hingga Analisis Singkat

resensi novel hujan tere liye

Resensi novel hujan tere liye banyak digemari, lho!

Apakah kamu pernah mendengar tentang Tere Liye? Jika kamu seorang pencinta sastra atau penggemar novel, kemungkinan besar kamu sudah mengenalnya. Tere Liye adalah seorang penulis terkenal di Indonesia yang telah berhasil mencuri perhatian banyak pembaca dengan karya-karyanya yang menginspirasi.

Tere Liye terus menghasilkan karya-karya menakjubkan yang mengguncang dunia sastra Indonesia. Beberapa novel terkenalnya antara lain “Rindu”, “Bumi”, “Pulang”, “Rembulan Tenggelam di Wajahmu”, dan masih banyak lagi.

Novel-novelnya sering kali mengusung tema-tema yang mendalam seperti cinta, kehidupan, persahabatan, dan kejujuran. Ia mampu menggambarkan emosi dengan sangat baik melalui tulisannya, sehingga pembaca merasakan ikatan emosional yang kuat dengan cerita dan karakter-karakternya.

Resensi Novel Hujan Karya Tere Liye

Source: Katadata.co.id

Nah, salah satu novelnya yang populer ada “Hujan”. Bagi kamu yang sudah membaca maupun belum, yuk intip resensi novel “Hujan” berikut ini! Gaya bahasa yang sederhana, novel ini berhasil memikat.

Ia mampu menghadirkan imajinasi yang begitu hidup dalam pikiran pembaca, sehingga mereka dapat merasakan setiap detail dan suasana yang digambarkan dalam cerita.

Info wajib baca: Resensi Novel Laut Bercerita: Kisah Kekejaman Rezim Orde Baru dari Dua Karakter Berbeda

1. Resensi novel Hujan Tere Liye, sinopsis

Novel ini mengisahkan tentang percintaan dan perjuangan hidup seorang perempuan bernama Lail. Ketika Lail baru berusia 13 tahun, dirinya harus menjadi seorang anak yatim piatu karena ibu dan ayahnya meninggal dalam bencana letusan gunung api dan gempa bumi yang menghancurkan kota tempat tinggal mereka. Letusan Gunung Api Purba ini bahkan melebihi letusan Gunung Krakatau dan Gunung Tambora.

Untungnya, Lail berhasil diselamatkan oleh seorang anak laki-laki berusia 15 tahun bernama Esok. Meskipun ibu Esok selamat, namun kedua kakinya harus diamputasi. Selama setahun lebih setelah bencana tersebut, Lail dan Esok tinggal bersama di tempat pengungsian dan mereka tak terpisahkan seperti kakak-adik. Semua orang di pengungsian mengetahui tentang hubungan mereka. Mereka sering membantu petugas pengungsian.

Namun, kehidupan mereka berdua berubah ketika pemerintah mengumumkan penutupan tempat pengungsian. Lail akan tinggal di panti asuhan, sementara Esok diangkat menjadi anak oleh salah satu keluarga. Di panti asuhan, Lail bertemu dengan Maryam, teman sekamarnya yang ceria, lucu, dan penuh semangat. Maryam memiliki rambut kribo yang halus.

Di panti asuhan, ada aturan yang harus diikuti oleh Lail dan Maryam. Lail sering merindukan Esok, sehingga mereka memiliki jadwal pertemuan rutin. Meskipun hanya sekali dalam sebulan, pertemuan itu sangat ditunggu-tunggu dan berarti bagi Lail.

Pertemuan mereka hanya untuk berbagi cerita tentang aktivitas sehari-hari. Namun, jadwal rutin tersebut berubah ketika Esok harus melanjutkan pendidikannya di ibu kota. Lail dan Esok hanya bisa bertemu saat liburan semester.

Lanjutan sinopsis alur cerita

Lail mencoba mengisi waktunya dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat. Dia dan Maryam mendaftar sebagai relawan di sebuah organisasi, dan mereka adalah relawan termuda di sana. Mereka mencapai prestasi dengan ditempatkan di sektor 2, di mana dua kota kembar terletak dalam jarak 50 kilometer.

Ketika bendungan di kota hulu retak dan bisa membuat dua kota itu hancur jika jebol, mereka berdua dengan keberanian dan aksi heroiknya berhasil menyelamatkan kota-kota tersebut. Jasa mereka dihargai dan mendapatkan penghargaan. Kesibukan ini membantu Lail melupakan kerinduannya pada Esok.

Setiap kali Esok datang menemui Lail, dia menggunakan sepeda merah yang sering mereka gunakan saat bencana, dan topi pemberian Lail. Esok datang dengan tak terduga.

Namun, sayangnya, frekuensi pertemuan mereka semakin jarang. Lail dan Esok hanya bertemu sekali dalam setahun, jika Esok nggak erlalu sibuk. Lail nggak pernah menghubungi Esok dan sebaliknya. Kadang-kadang, Lail menanyakan kabar Esok kepada ibu Esok, begitu pula dengan Esok menanyakan kabar Lail pada ibunya. Ternyata, keluarga yang mengadopsi Esok adalah keluarga seorang wali kota.

Singkat cerita, Esok sedang terlibat dalam proyek pembuatan kapal luar angkasa untuk mengangkut penduduk Bumi ke luar angkasa guna menghindari bencana besar yang diperkirakan akan melebihi dampak letusan gunung pada masa itu. Bencana tersebut adalah pemanasan global akibat kerusakan lapisan stratosfera akibat perilaku manusia yang egois.

Setelah letusan gunung, iklim di Bumi menjadi nggak terkendali. Para pemimpin negara mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) untuk mencari solusi. Akhirnya, negara-negara tropis dan subtropis berlomba-lomba mengirim pesawat untuk menyemprotkan gas anti sulfur dioksida ke lapisan stratosfera.

Meskipun upaya ini berhasil memulihkan iklim, muncul masalah baru. Esok, dengan kecerdasannya, ikut berperan dalam proyek tersebut. Namun, sayangnya, hanya sebagian penduduk yang dapat diangkut, dipilih secara acak.

Esok memiliki dua tiket dalam kapal tersebut. Suatu hari, wali kota mendatangi Lail dan memohon agar Esok memberikan tiketnya kepada anaknya, Claudia. Namun, terjadi kesalahpahaman dalam kejadian tersebut.

Lail telah tumbuh dan menjadi dewasa. Ia bisa memahami perasaan yang dialaminya. Lail membutuhkan kepastian dari Esok. Namun, satu hari sebelum pengumuman resmi, Lail nggak mendapatkan kabar dari Esok. Perasaannya menjadi kacau.

Pada saat mendekati waktu keberangkatan pesawat, Lail memutuskan untuk masuk ke ruangan modifikasi ingatan. Dia ingin menghapus semua beban pikirannya dan melupakan semuanya. Ternyata, Esok sedang menjalani proses pemindahan data dan nggak bisa memberikan kabar kepada Lail.

Proses operasi itu nggak bisa dihentikan, meskipun teknologi mutakhir telah dikembangkan di seluruh dunia. Namun, Esok terlambat. Apakah Lail akan melupakan Esok? Apa yang akan terjadi pada semua kenangan indah yang mereka bagikan? Untuk mengetahui kelanjutan kisah ini, bacalah novel “Hujan” karya Tere Liye.

Info wajib baca: Resensi Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer, Sinopsis hingga Analisis Singkat

2. Kelebihan novel

Dalam setiap karya tulis novel, tentu memuat nilai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dalam novel ini terletak pada topik atau tema yang diangkat, dibungkus dengan bahasa yang ringan dan sederhana sehingga mudah dipahami. Meski novel ini memiliki halaman yang terbilang tebal, tetapi alur ceritanya sangatlah menarik perhatian dan minat para pembacanya.

  • Topik dan tema yang menarik: Novel ini mengangkat topik bencana alam, teknologi canggih, dan perjuangan hidup, yang merupakan tema yang menarik dan dapat memikat minat pembaca.
  • Alur cerita yang menarik: Alur cerita novel ini sesuai, nggak bertele-tele, dan penuh dengan kejutan yang membuat pembaca penasaran. Beberapa bagian cerita juga dipercepat, menambah ketegangan dan daya tarik cerita.
  • Imajinasi dan teknologi canggih: Novel ini memuat teknologi canggih yang terasa nyata dan membangkitkan imajinasi pembaca. Berbagai teknologi futuristik seperti anting-anting pemandu online dan kendaraan tanpa sopir memberikan nuansa menarik dalam cerita.
  • Daya tarik visual: Novel ini memuat gambaran yang jelas dan mendetail mengenai teknologi, tempat, dan karakter, sehingga pembaca dapat memvisualisasikan dengan baik dalam imajinasinya.
  • Daya pikat pada sampul belakang: Ketidakhadiran sinopsis dan daftar isi pada sampul belakang novel ini justru menjadi daya tarik tersendiri, menarik minat pembaca untuk membaca dan mengetahui lebih lanjut tentang cerita.

3. Kelemahan novel Hujan karya Tere Liye

Kelemahan dalam suatu karya tulis bukanlah menjadi hal yang baru. Pasalnya, hal tersebut dapat terjadi pada hasil karya tulis siapapun, entah itu dari karya seorang penulis yang terkenal sekalipun.

Sama halnya pada karya dari seorang penulis kenamaan yang satu ini, Tere Liye. Pada karya tulisnya yang bertajuk “Hujan” ini, terdapat beberapa kelemahan yang memuat di dalamnya.

  • Karakter Lail yang kurang kuat: Karakter Lail digambarkan sebagai sosok yang lemah, mudah menangis, dan kurang inisiatif. Ketergantungan Lail pada sosok Maryam membuat karakternya terlihat kurang berdaya.
  • Beberapa kelambatan dalam penceritaan: Meskipun alur cerita umumnya menarik, terdapat beberapa bagian dalam novel ini yang terasa lambat dan kurang mengalami perkembangan yang substansial. Hal ini dapat mengurangi daya tarik pembaca dalam beberapa bagian cerita.
  • Kesalahan penulisan dan kalimat: Terdapat beberapa kesalahan penulisan dan kalimat yang dapat membingungkan pembaca, seperti kesalahan dalam penugasan karakter ke sektor yang berbeda.

Tere Liye bukan hanya seorang penulis yang menghibur, tapi juga penulis yang menginspirasi. Lewat karya-karyanya, bahkan novel Tere Liye diadaptasi jadi film, ia berhasil menyampaikan pesan-pesan moral yang dalam, mengajak pembaca untuk merenung. Yuk, baca novel “Hujan”!

Sering gabut dan bosan scroll layar hp terus? Yuk, mending follow akun media sosial Infokost di Twitter @infokost, Instagram @infokost, dan TikTok @infokostid. Ada banyak tips dan info menarik lainnya yang bisa bikin gabutmu jadi lebih bermanfaat, lho. Nggak percaya? Langsung cek aja!

Cek Info Kost di Kotamu:

Info Kost Jakarta Timur Murah

Cek Info Kost Solo Murah

Info Kost Bandung Murah

Kost Yogyakarta Murah

Kost Medan Murah

Join The Discussion

Cari

Compare listings

Compare