...
5-min read

Jadi Gambar Utama Google Doodle, Ini Keunggulan Kapal Pinisi!

Pinisi sudah ada selama lebih dari satu abad dan berguna tidak hanya bagi masyarakat Indonesia, namun juga masyarakat dunia.

Pinisi, pernahkah kamu mendengar kata ini? Kapal yang sudah ada sejak 1500 tahun yang lalu ini dirayakan menjadi Google Doodle pada hari ini, 7 Desember 2023, lho.

Nah, pemilihan gambar ini memiliki tujuan untuk merayakan pinisi sebagai tagline seni pembuatan perahu di Sulawesi Selatan. Kapal Pinisi ini juga merupakan lambang dari tagline “Nenek moyangku seorang pelaut” bagi masyarakat Indonesia.

Lantas, apa spesialnya kapal yang satu ini? Pada kali ini, Kostmin akan memperkenalkan kapal Pinisi berikut dengan sejarah, keunggulan, dan cara pembuatannya. Penasaran? Yuk kita mulai!

Apa Itu Pinisi?

Source: Bajo Crew Tour

Kata ‘pinisi’ menggambarkan alat layar gaff-ketch tradisional yang digunakan pada kapal-kapal yang berasal dari Sulawesi, pulau terbesar keempat di Indonesia. Penting untuk dicatat di sini bahwa ‘pinisi’ hanya merujuk secara teknis pada tali-temali. Mengutip dari Venturesail, perahu yang dipasangi rig ini adalah perahu palari.

Perahu Palari memiliki bentuk lambung yang khas dan dibuat secara tradisional dari kayu ulin, kayu yang umum ditanam di Sulawesi. Untuk lebih jelasnya, Kostmin akan menyebut seluruh struktur termasuk lambung kapal sebagai ‘perahu pinisi’.

Perahu Pinisi mudah dikenali dari layar mengepul yang tersebar di dua tiang dan cucur, ditambah lambung besar yang menjulang tinggi dengan akomodasi di buritan. Kapal-kapal yang dilengkapi dengan pinsi digunakan untuk menangkap ikan dan mengangkut barang-barang penting seperti beras, gula, dan rempah-rempah.

Perahu ini memiliki panjang antara 50-70 kaki, ini berarti ukurannya cukup besar untuk membawa banyak barang. Meskipun begitu, mereka cukup gesit untuk menavigasi melalui pelabuhan sempit dan perairan yang tidak dapat diprediksi.

Info wajib baca: Batas Laut Pulau Jawa yang Wajib Kamu Tahu | Simak juga Letak Astronomis dan Kondisi Alamnya

Sejarah

Perahu pinsi mempunyai sejarah yang relatif baru, berbeda dengan pembuatan perahu di Indonesia, yang merupakan warisan perintis sejak ribuan tahun yang lalu. Meskipun dibuat dan diluncurkan dengan tangan, desain layarnya sudah berusia lebih dari seratus tahun.

Perahu pinisi pertama dibangun pada tahun 1906, dengan penggunaan istilah ‘pinisi’ yang tercatat paling awal muncul pada tahun 1917. Pelaut Sulawesi mengambil pengaruh dari gaya tali-temali Eropa, khususnya sekunar Belanda.

Namun alih-alih menggunakan tali pengikat untuk mengangkat tiang yang bisa digerakkan seperti dalam tradisi barat, layar ditarik keluar dari tiang yang dipasang pada titik-titik di sepanjang tiang.

Desain kapal ini sukses secara komersial dan pada tahun 1970-an, armadanya merupakan yang terbesar di dunia, dengan lebih dari 1000 kapal yang bertugas. Namun, jumlah tersebut telah menurun seiring dengan munculnya pelayaran modern. Meskipun begitu, masih terdapat komunitas yang berkembang pesat di Sulawesi yang merancang dan membuat perahu ini.

Pada tahun 2011, kapal pinisi terbesar yang pernah dibuat diluncurkan di Sulawesi Selatan dengan panjang lebih dari 50 meter dan dapat mengangkut 500 ton kargo. Seperti pinisi lainnya yang dibuat setelah tahun 1980, kapal ini juga dilengkapi dengan mesin. Ini adalah satu-satunya perubahan desain yang nyata selama satu abad terakhir.

Saat ini, sebagian besar pinisi memiliki layar dan motor, yang berarti perahu dapat mengantarkan muatan melawan arah angin jika diperlukan.

Info wajib baca: 6 Wisata Bahari di Sulawesi Tenggara | Nikmati Keindahan Terumbu Karang di Bawah Laut!

Proses Pembuatan Pinisi

pinisi
Source: Indonesia Juara Trip

Proses pembuatan kapal ini dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama dimulai dengan menentukan hari baik dan mencari kayu untuk membuat kapal pinisi. Mengutip dari Kemenpareraf, biasanya “hari baik” pencarian kayu jatuh pada hari ke 5 atau ke 7 bulan pembuatan kapal. Seleksi hari ini melambangkan rezeki.

Tahap kedua pembuatannya meliputi pemotongan, pengeringan, dan pencacahan kayu. Mereka kemudian merakit kayu tersebut menjadi setiap bagian kapal pinisi tersebut. Tahap kedua ini memakan waktu lama, bahkan berbulan-bulan.

Tahap ketiga adalah peluncuran kapal ke laut. Namun biasanya diadakan upacara maccera lopi untuk menyucikan kapal pinisi sebelum diluncurkan. Upacara tersebut ditandai dengan kegiatan penyembelihan sapi atau kambing. Dengan perhitungan, jika berat kapal kurang dari 100 ton, maka masyarakat akan menyembelih kambing, sedangkan kalau di atas 100 ton berarti menyembelih sapi.

Proses pembuatan kapal pinisi pun melambangkan nilai filosofis tersendiri, yaitu nilai kerja keras, kerjasama, keindahan, dan penghargaan terhadap alam. Ini membuat kapal pinisi masuk dalam Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada tahun 2017.


Itulah semua hal yang perlu kamu tahu tentang Pinisi. Perahu ini juga merupakan kebanggan masyarakat Indonesia yang telah dikenal masyarakat Indonesia karena fungsinya yang sangat berguna bagi para pelaut. Apakah kamu pernah menaikki perahu ini? Bagaimana menurutmu? Tulis pendapatmu di kolom komentar, ya!

Yuk, jadikan kegiatan rebahan dan scroll hp kamu jadi lebih berwarna dengan mengikuti info paling update dari Infoblog!

Mau tahu tips keuangan paling jitu biar cepat jadi sultan? Cari resep masakan untuk menu di rumah? Atau mau tahu kabar zodiak terkini sebagai referensi kamu dalam menjalani hari? Langsung aja cek media sosial Infokost di Twitter @infokostInstagram @infokost, dan TikTok @infokostid.

Cek Info Kost di Kotamu:

Info Kost Jakarta Timur Murah

Cek Info Kost Solo Murah

Info Kost Bandung Murah

Kost Yogyakarta Murah

Kost Medan Murah

Join The Discussion

Cari

Compare listings

Compare