Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Prolaps Uteri
Nggak usah panik, ini gejala dan cara mengobati prolaps uteri yang perlu kamu tahu!
Prolaps uteri atau yang sering disebut sebagai turun rahim adalah salah satu masalah kesehatan yang dapat dialami oleh wanita. Kondisi ini terjadi ketika rahim turun ke dalam vagina akibat melemahnya otot dan jaringan panggul yang seharusnya menopang rahim pada posisinya yang normal.
Meskipun banyak wanita yang mungkin belum pernah mendengar tentang hal ini, namun ini adalah kondisi yang perlu diperhatikan karena dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup dan kesejahteraan seorang wanita. Untuk lebih jelasnya, yuk, cari tahu ulasan lengkapnya di sini!
Info wajib baca: Catat, Ini Makanan yang Baik untuk Ibu Hamil Muda dan yang Sebaiknya Dihindari!
Gejala Prolaps Uteri
Gejala prolaps uteri dapat sangat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum yang sering dialami oleh wanita yang mengidap masalah kesehatan ini meliputi:
1. Benjolan di vagina
Salah satu gejala yang paling mencolok dari prolaps uteri adalah adanya benjolan yang dapat dirasakan oleh wanita di dalam vagina. Benjolan ini merupakan rahim yang turun dari posisinya yang seharusnya.
2. Rasa tidak nyaman di vagina
Banyak wanita mengeluhkan rasa tidak nyaman atau tekanan yang muncul di daerah vagina akibat turun rahim.
3. Sensasi seperti ada sesuatu yang keluar dari vagina
Wanita yang mengalami prolaps uteri juga sering merasakan sensasi seperti ada sesuatu yang keluar atau menonjol dari vagina, yang dapat sangat mengganggu.
4. Sulit buang air kecil atau buang air besar
Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan dalam buang air kecil atau buang air besar karena rahim yang turun dapat mengganggu saluran kemih atau usus.
5. Nyeri saat berhubungan seksual
Turun rahim juga dapat menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual yang dapat mengganggu keintiman dalam hubungan pasangan.
6. Rasa berat di panggul
Banyak wanita melaporkan perasaan berat atau tertekan di daerah panggul akibat rahim yang turun.
Penyebab Prolaps Uteri
Penyebab pasti dari prolaps uteri belum sepenuhnya diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini. Beberapa faktor risiko tersebut meliputi:
1. Usia
Prolaps uteri lebih sering terjadi pada wanita yang berusia di atas 50 tahun. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada otot dan jaringan panggul seiring dengan bertambahnya usia.
2. Riwayat kehamilan dan persalinan
Wanita yang pernah hamil dan melahirkan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami turun rahim. Kehamilan dan proses persalinan dapat melemahkan otot-otot panggul dan jaringan penopang rahim.
3. Riwayat operasi panggul
Beberapa jenis operasi panggul, seperti histerektomi (pengangkatan rahim), dapat meningkatkan risiko prolaps uteri karena prosedur tersebut dapat memengaruhi struktur panggul.
4. Obesitas
Wanita yang mengalami obesitas atau memiliki berat badan berlebihan cenderung memiliki tekanan ekstra pada otot-otot panggul dan jaringan penopang rahim, yang dapat menyebabkan turun rahim.
5. Batuk kronis
Batuk kronis yang berkepanjangan dapat meningkatkan tekanan pada otot dan jaringan panggul, sehingga meningkatkan risiko prolaps uteri.
6. Merokok
Merokok dapat melemahkan otot dan jaringan panggul, sehingga meningkatkan risiko terjadinya turun rahim.
Cara Mengobati Prolaps Uteri
Pengobatan prolaps uteri akan sangat tergantung pada tingkat keparahannya. Pada kasus yang ringan, mungkin tidak diperlukan pengobatan khusus, dan wanita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi gejala.
Namun, pada kasus yang lebih parah, pengobatan dapat menjadi suatu kebutuhan. Beberapa pilihan pengobatan untuk turun rahim meliputi:
1. Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan obat-obatan yang dapat membantu mengurangi gejala prolaps uteri, seperti nyeri dan rasa tidak nyaman. Obat-obatan ini mungkin termasuk analgesik (obat pereda nyeri) atau estrogen.
2. Penggunaan alat penopang
Untuk kasus yang lebih ringan, dokter dapat merekomendasikan penggunaan alat penopang khusus yang disebut dengan pessarium. Pessarium adalah alat yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menopang rahim dan mencegah turunnya rahim lebih lanjut.
3. Latihan kegel
Latihan kegel adalah latihan yang dapat membantu menguatkan otot-otot panggul. Ini adalah pilihan terutama untuk wanita dengan gejala turun rahim yang ringan. Latihan kegel dilakukan dengan mengencangkan dan mengendurkan otot-otot panggul secara berkala.
4. Pembedahan
Pembedahan mungkin diperlukan untuk kasus yang lebih parah. Ada beberapa jenis prosedur bedah yang dapat dilakukan, seperti kolpoperineorafi, kolpokleisis, atau histerektomi. Dokter akan menilai tingkat keparahannya dan memutuskan jenis pembedahan yang paling sesuai.
5. Terapi fisik
Terapi fisik, termasuk fisioterapi khusus, dapat membantu memperkuat otot-otot panggul dan memperbaiki postur tubuh. Langkah ini bisa menjadi bagian penting dari rencana pengobatan.
6. Perubahan gaya hidup
Wanita dengan turun rahim juga dapat diarahkan untuk melakukan perubahan gaya hidup seperti menurunkan berat badan, menghindari merokok, dan menjaga pola hidup sehat secara umum. Perubahan gaya hidup ini dapat membantu mengurangi faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi tersebut.
Info wajib baca: 7 Pantangan Ibu Hamil 14 Minggu yang Wajib Dihindari
Pencegahan Prolaps Uteri
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Meskipun prolaps uteri tidak selalu dapat dihindari, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi ini:
1. Menjaga berat badan ideal
Menjaga berat badan dalam kisaran yang sehat dapat membantu mengurangi tekanan ekstra pada otot-otot panggul dan jaringan penopang rahim. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk rekomendasi yang tepat mengenai diet dan aktivitas fisik.
2. Melakukan olahraga secara rutin
Latihan fisik yang teratur, termasuk latihan kegel dan olahraga yang memperkuat otot panggul, dapat membantu mencegah prolaps uteri. Berbicaralah dengan dokter atau fisioterapis untuk mendapatkan panduan yang tepat tentang jenis latihan yang paling sesuai.
3. Menghindari mengangkat benda berat
Mengangkat benda berat dengan cara yang salah atau terlalu sering dapat meningkatkan tekanan pada otot-otot panggul. Kalau kamu harus mengangkat benda berat, pastikan untuk melakukannya dengan benar dan menghindari mengangkat beban yang terlalu berat.
4. Berhenti merokok
Merokok memiliki banyak dampak buruk pada kesehatan, termasuk melemahkan otot dan jaringan panggul. Berhenti merokok adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan panggul dan mencegah prolaps uteri.
5. Pengelolaan batuk kronis
Jika kamu mengalami batuk kronis, konsultasikan dengan dokter untuk mengatasi masalah ini. Batuk kronis yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko prolaps uteri.
6. Pemilihan posisi saat buang air besar
Saat buang air besar, hindari mengejan terlalu keras. Cobalah untuk duduk dalam posisi yang lebih tegak dan rileks saat buang air besar untuk menghindari tekanan berlebih pada panggul.
7. Perhatikan postur tubuh
Menjaga postur tubuh yang baik saat berdiri, duduk, dan berjalan dapat membantu mencegah prolaps uteri. Hindari membungkuk atau melengkungkan punggung secara berlebihan.
8. Penggunaan pessarium
Beberapa wanita dengan risiko tinggi untuk prolaps uteri dapat mempertimbangkan penggunaan pessarium sebagai tindakan pencegahan. Pessarium dapat membantu menopang rahim dan mencegah turunnya rahim lebih lanjut.
Nah, itulah penjelasan mengenai prolaps uteri yang perlu kamu tahu. Kalau kamu mengalami gejala ini, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!
Mau tahu info paling update lainnya? Biar nggak mati gaya, langsung saja follow akun media sosial Infokost di Twitter @infokost, Instagram @infokost, dan TikTok @infokostid! Ada banyak informasi bermanfaat yang pastinya bikin kamu jadi ‘Si Paling Update’!
Cek Info Kost di Kotamu: