by 
Kenalan sama rumah adat NTB, yuk! Ada jenis dan fungsi yang beda-beda juga, lho.
Beda daerah, beda juga rumah adatnya. Selain rumah adat Aceh, kali ini, Kostmin akan membahas tentang salah satu kekayaan budaya Indonesia yang tidak boleh dilewatkan, yaitu rumah adat NTB.
Rumah adat ini jadi salah satu warisan budaya Indonesia yang memiliki beberapa jenis. Masing-masing jenisnya punya karakteristik yang sangat unik dan fungsinya masing-masing. Yuk, mari kita kenali lebih dekat rumah adat NTB dalam artikel kali ini.
Sedikit tentang Rumah Adat
Rumah adat adalah bangunan tradisional yang merupakan bagian penting dari budaya dan warisan suatu masyarakat. Rumah adat mencerminkan identitas, kepercayaan, serta nilai-nilai yang dianut oleh suatu komunitas.
Di Indonesia, setiap daerah memiliki rumah adat yang unik, dengan desain, arsitektur, dan bahan bangunan yang berbeda-beda. Rumah adat biasanya dibangun dengan memperhatikan ketersediaan bahan lokal, iklim, serta tradisi dan kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun.
Mereka juga mencerminkan cara hidup tradisional masyarakat tersebut, termasuk aktivitas sehari-hari, kehidupan keluarga, sistem sosial, serta sistem kepercayaan atau spiritual.
Salah satu contoh rumah adat terkenal di Indonesia adalah rumah adat Minangkabau di Sumatera Barat. Di Minangkabau, ada rumah adat yang dikenal sebagai rumah gadang, memiliki ciri khas atap yang melengkung menyerupai tanduk kerbau.
Rumah gadang biasanya terbuat dari kayu dan memiliki ruang terbuka di bagian bawahnya yang digunakan sebagai tempat berkumpul dan mengadakan pertemuan adat.
Rumah gadang juga melambangkan matriarki dalam sistem suku Minangkabau, di mana kekuasaan dan warisan diteruskan melalui jalur ibu.
Di Jawa, terdapat rumah adat joglo yang menjadi ikon arsitektur tradisional Jawa. Joglo memiliki atap limasan yang tinggi dan struktur kayu yang indah. Rumah ini biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu pendapa (ruang tamu), pringgitan (ruang serbaguna), dan dalem (bagian pribadi keluarga). Joglo Jawa mencerminkan filosofi kehidupan Jawa, seperti keharmonisan, kesederhanaan, dan tata krama.
Selain itu, di suku Toraja, Sulawesi Selatan, terdapat rumah adat tongkonan. Tongkonan memiliki bentuk atap melengkung seperti perahu terbalik, yang melambangkan hubungan erat antara masyarakat Toraja dengan alam dan leluhur mereka. Rumah adat ini juga digunakan untuk menyimpan benda-benda berharga dan sebagai tempat mengadakan upacara adat.
Jadi simbol identitas
Rumah adat juga sering digunakan sebagai simbol identitas dan kebanggaan masyarakat setempat. Mereka sering dihiasi oleh ukiran, ukiran, lukisan, serta warna-warna khas untuk menggambarkan sejarah, mitologi, atau legenda yang diyakini oleh masyarakat tersebut.
Namun, dengan perubahan zaman dan modernisasi, rumah adat sering kali tergantikan oleh bangunan modern. Namun, upaya untuk melestarikan rumah adat terus dilakukan melalui program restorasi, pendidikan budaya, dan kegiatan budaya yang melibatkan masyarakat setempat.
Rumah adat memiliki nilai penting dalam mempertahankan identitas budaya dan memperkuat ikatan antargenerasi. Mereka mencerminkan kekayaan warisan budaya suatu daerah dan menjadi daya tarik wisata yang signifikan.
Melalui pemeliharaan dan penghormatan terhadap rumah adat, kita dapat memastikan bahwa budaya dan tradisi tersebut tetap hidup dan diteruskan kepada generasi mendatang.
Info wajib baca: Menikmati Kuliner Murah Meriah Kota Jambi | Ini 7 Makanan Khas yang Wajib Kamu Coba!
Jenis-Jenis Rumah Adat NTB dan Fungsinya
Ternyata, di Nusa Tenggara Barat atau NTB, ada beberapa jenis rumah adat, lho! Tiap rumah adat juga memiliki nama serta fungsinya masing-masing. Apa aja rumah adat yang ada di NTB? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
1. Berugaq Sekapat
Buat rumah adat yang pertama ini, ada sebagian orang yang kurang setuju kalau Berugaq Sekapat disebut sebagai rumah adat, namun pada akhirnya bangunan ini pun disetujui sebagai salah satu rumah adat dari Nusa Tenggara Barat karena fungsinya yang cukup penting di masa lalu.
Dimana Berugaq Sekapat jadi rumah adat yang berfungsi untuk menerima orang asing ketika baru memasuki desa. Kenapa bangunan ini sempet nggak disetujui jadi rumah adat?
Alasannya karena bentukan dari rumah adat satu ini sangat sederhana, bahkan mirip dengan pondok kecil atau saung yang bisa kita temukan di persawahan atau beberapa komplek perumahan. Ukurannya juga relatif kecil, yaitu nggak pernah lebih dari lima meter persegi.
Selain itu, ada empat tiang penyangga yang ada di setiap sudutnya. Sama halnya seperti saung atau pondok kecil, salah satu rumah adat NTB ini nggak punya dinding yang jadi penyekat di pinggir-pinggirnya.
2. Bale Bonder
Setelah tadi kita liat rumah adat NTB yang paling kecil dan sederhana, sekarang ada rumah adat yang katanya jadi salah satu bangunan daerah paling besar di NTB. Nama rumah adat ini adalah Bale Bonder.
Kenapa jadi rumah adat terbesar? Karena kabarnya rumah Bale Bonder ini ukurannya bisa mencapai 50 meter persegi. Tapi, ukuran yang besar ini bukan tanpa alasan. Bangunan ini biasanya digunakan sebagai tempat tinggal para pembesar suku.
Di NTB, para pembesar suku bisa disetarakan sebagai para perangkat desa atau dusun di sekitar. Makanya, biasanya di setiap wilayah hanya ada satu rumah adat ini. Di dalam rumah adat ini juga ada satu ruangan khusus di mana biasa digunakan jika ada hal penting yang harus diputuskan.
Atau dengan kata lain, ruangan khusus ini adalah ruang pengadilan jika ada suatu kasus di wilayah desa atau dusun tersebut.
Biasanya Bale Bonder menggunakan minimal delapan sampai sepuluh tiang penyangga supaya bisa berdiri kokoh. Akan tetapi, ada beberapa Bale Bonder menggunakan lebih dari 20 tiang penyangga, hal ini tentunya dipengaruhi oleh ukurannya yang besar.
Bangunan ini juga bentukannya mirip-mirip dengan rumah adat NTB yang akan kita bahas selanjutnya, yaitu Bale Jajar.
Info wajib baca: 5 Provinsi Terbesar di Indonesia, Cek di Sini!
3. Bale Jajar
Kalau rumah adat yang satu ini biasanya digunakan sebagai hunian atau tempat tinggal dari para masyarakat adat NTB. Bale Jajar sendiri ditempati oleh Suku Sasak yang sudah tinggal di NTB sejak zaman dulu.
Dalam Bale Jajar, terdapat dua ruangan utama. Yang pertama adalah Sesangkong, biasanya digunakan sebagai tempat untuk menyimpan persedian pangan, di mana dalam adat NTB ruangan ini mempunyai fungsi hampir sama seperti dapur.
Untuk ruangan kedua ada Dalem Bale, di mana ruangan berikut ini adalah ruang utama yang biasa digunakan oleh pemilik rumah Bale Jajar.
Bahan yang digunakan untuk membangun rumah ini juga terbilang sederhana. Bagian atap Bale Jajar menggunakan jerami dan untuk dindingnya menggunakan anyaman, mirip-mirip dengan rumah adat selanjutnya, cuma fungsi dan bentuknya sedikit berbeda.
4. Bale Lumbung
Nah, ini dia rumah adat NTB yang Kostmin maksud tadi! Bale Lumbung. Walaupun judulnya ‘rumah adat’, tapi sebenarnya tempat ini bukan rumah yang jadi tempat tinggal atau jadi balai pertemuan. Fungsi dari Bale Lumbung sendiri adalah tempat penyimpanan setelah masa panen.
Karena fungsinya yang sangat sederhana, bahan pembuatan rumah adat yang satu ini juga sederhana, mirip-mirip dengan rumah adat NTB Bale Jajar sebelumnya, rumah adat ini biasanya menggunakan bahan jerami yang bisa menutupi seluruh bagian atap rumah.
Sedangkan untuk dinding bagian dalamnya, rumah adat ini menggunakan anyaman bambu yang disusun secara rapi. Bentuknya juga cukup unik, kalau diliat dari luar, bangunan ini sekilas mirip topi yang agak lonjong ke atas.
Bale Lumbung sendiri dibuat dengan konsep rumah panggung, di mana lantainya ada di atas permukaan tanah dan ditopang tiang-tiang. Tujuannya adalah mengantisipasi adanya hama tikus atau juga banjir yang sering mengancam pulau NTB.
5. Dalem Loka
Kok, namanya beda, min? Nggak namanya doang, bentuknya juga agak beda, nih! Ini rumah adat apa, sih?
Kenalin, ini namanya Dalem Loka, rumah adat NTB yang disebut-sebut sebagai rumah para raja. Dalam bahasa Sumbawa, Dalem Loka sendiri memiliki makna istana.
Nggak cuma karena namanya, konon dulu rumah adat ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan juga tempat tinggal bagi para Sultan yang berada di wilayah NTB. Makanya rumah ini juga jadi rumah adat NTB terbesar bareng Bale Bonder.
Karena pernah jadi bangunan yang digunakan oleh para Sultan, Dalem Loka punya banyak ruangan bisa ditemukan di dalamnya serta terbagi atas beberapa wilayah.
Pada bagian dalam rumah, ada wilayah barat, timur, dan utara yang biasanya digunakan untuk tempat ibadah atau juga untuk keluarga raja beserta permaisuri. Di bagian depan rumah adat NTB ini ada Lunyuk Mas dan Lunyuk Agung untuk digunakan pada saat kegiatan yang berkaitan dengan adat istiadat.
Terakhir, di bagian luar, ada gapura besar dan lonceng sebagai penyambut tamu dan juga kebun yang tertata rapi.
Ada satu hal lagi yang bikin Dalem Loka unik, lho. Rumah adat Dalem Loka memiliki jumlah tiang penyangga tepat sejumlah 99 buah yang digunakan di hampir setiap sisi dan sudut Dalem Loka. Hal ini karena 99 merupakan Asmaul Husna dan dipercaya bisa menjadi penopang sebesar apa pun masalah dunia yang dihadapi.
Nggak cuma rumah adat Jawa Timur atau rumah adat daerah lainnya yang menarik untuk dicermati, rumah adat NTB juga nggak kalah unik dan menarik buat dibahas! Mana rumah ada yang menurut kamu paling unik?
Nah, bagaimana pendapatmu mengenai bangunan ini? Yuk, share pendapat kamu di kolm komentar!
Sering gabut dan ingin cari informasi berkualitas? Misalnya cara hemat supaya cepat jadi sultan? Atau rekomendasi kost terbaik di sekitarmu? Yuk, langsung saja cek sosial media Infokost di Twitter @infokost, Instagram @infokost, dan TikTok @infokostid.
Ada banyak tips dan info menarik lainnya yang bisa bikin gabutmu jadi lebih bermanfaat, lho. Nggak percaya? Langsung cek aja!
Cek Info Kost di Kotamu:
